BAGI wisatawan lebaran dan pemudik yang ingin menikmati makanan khas Gunungkidul tidak perlu susah-susah, karena warung sederhana Mbok Jirak yang beralamatkan di pinggir Kali Jirak Semanu baik menjelang maupun sesudah lebaran tetap buka melayani pelanggan. Warung dengan menu khas nasi merah (sego abang), sayur lombok ijo, dengan gudeg daun kates ini akan tetap setia melayani pelanggan.
Letak warung milik Ny Suminah Purwanto ini tidak terlalu sulit, karena berada di pinggir jalan antara Wonosari-Pantai Sadeng, atau dari Kota Wonosari ke arah timur sekitar 7 kilometer. Selama lebaran nanti tetap buka mulai pukul 07.00 sampai sore.
Tidak ada yang istimewa di warung jirak yang dikelola sejak puluhan tahun silam. Namun para wisatawan kuliner bisa santai duduk lesehan di atas dipan kayu lebar sambil menikmati menu masakan khas Gunungkidul tersebut dengan lauk empal daging sapi, ayam, gorengan spesial Jirak, serta camilan lain berupa rempeyek kedelai dan kacang yang dibikin sendiri oleh pemilik warung.
Menurut pemilik warung, Ny Suminah Purwanto yang didampingi anaknya Tina, untuk mengantisipasi banyaknya tamu, jauh sebelum lebaran sudah disiapkan cadangan bahan baku, seperti beras merah, dan bahan bahan lainnya.
Untuk mendapatkan beras merah tidak sulit, karena Ny Suminah memiliki lahan untuk khusus ditanami padi jenis merah yang memiliki vitamin cukup tinggi, sehingga meski ada pesanan sampai jumlah berapapun warung tersebut tetap siap. Demikian pula untuk mendapatkan daun pepaya segar, karena sudah ada pelanggan yang setiap hari setor ke warung ini. Untuk tempe kedelai bungkus daun dikirimi dari Giripanggung Tepus.
Selain Warung Jirak, sejumlah warung makan di Gunungkidul juga memiliki menu yang sama. Seperti Restoran Nielasari di Jalan Wonosari-Yogyakarta Km 2,5 atau belakang kantor Kepadal Siyono. Warung ini juga menyediakan menu khas nasi merah, lombok ijo daun kates serta empal dan ayam goreng. Di warung makan yang dikelola Ny Nilelasari ini juga menyediakan menu gurameh bakar, goreng, rasa asam manis serta sate gurameh yang belum ada duanya di Gunungkidul. (Agus Waluyo)
Monday, October 22, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment